Apa Yang Mesti Anda Persiapkan Untuk Antisipasi Anak Jatuh Atau Kecelakaan ?


Anak-anak kecil menghabiskan begitu banyak waktu untuk berlari, memanjat, dan melompat,

sehingga cedera atau luka ringan tidak bisa dihindari. Terkadang seorang anak begitu asyik dalam permainannya dia mengabaikan goresan atau lecet yang dialaminya dan langsung kembali ke permainannya.

Tentu sering juga terjadi, terutama ketika dia lelah, dia mungkin menangis lama setelah jatuh.

Reaksi anak Anda terhadap cedera seringkali bergantung pada siapa yang ada di sekitarnya

dia. Karena dia merasa paling nyaman mengungkapkan perasaannya kepada Anda,

dia mungkin menangis atau mengeluh lebih banyak tentang jatuh saat Anda bersamanya.

Mungkin Anda pernah atau sering mengalami atau melihat anak Anda jatuh, dan bangun tanpa terluka, dan kemudian mulai menangis begitu dia melihat Anda. Seorang anak menangis seperti ini

karena dia ingin dihibur. Ketika Anda tidak dekat, anak Anda dapat menghibur dirinya sendiri atau mencari bantuan dari anak lain atau orang dewasa.

Orang dewasa juga bereaksi dengan cara yang sama terhadap luka mereka sendiri: saat dewasa

menabrak sesuatu di rumah, di mana dia merasa nyaman, dia akan mengungkapkan rasa sakitnya, misalnya kepada istri atau suami, tetapi jika dia mengalami jatuh jauh dari rumah, dia akan berusaha menyembunyikan ketidaknyamanannya.

Cara seorang anak bereaksi terhadap jatuh juga bergantung pada usianya. Seorang anak yang sangat kecil jauh lebih mungkin daripada anak berusia empat atau lima tahun untuk menangis setelah cedera ringan. Seorang anak berusia lima tahun memberi tahu temannya, "Jangan pikirkan lukamu, dan itu tidak akan sakit lagi."

Banyak anak menginginkan pembalut luka untuk setiap goresan dan memar. Pembalut luka tampak ajaib bagi seorang anak kecil karena dia percaya bahwa begitu luka kecil ditutup, luka itu akan hilang. Oleh karena itu Anda mesti selalu menyiapkan pembalut luka di rumah maupun di sekolah. Begitu juga ketia Anda bepergian kemanapun Bersama anak-anak selalulah siap sedia dengan pembalut luka, obat luka, dan kebutuhan pertolongan cepat (P3K) lainnya. Untuk di rumah dan di sekolah buatlah pembalut luka mudah diakses. Biarkan anak Anda memakainya kapan pun dia pikir dia membutuhkannya, bahkan jika dia hanya ingin menutupi koreng lama yang dia temukan kembali —kenyamanannya tentu sebanding dengan biaya kecil yang Anda keluarkan untuk itu. 

Filsafat Neo-Humanis

Ide-ide sederhana seringkali paling kuat. Ini tentu dalam kaitan  dengan Neo-Humanisme. Berakar dalam persepsi yoga kuno bahwa semua keberadaan terikat bersama, bahwa kita semua saling berhubungan, Neo-Humanisme melampaui humanisme yang terbatas dan sangat terluka dengan rekonseptualisasi holistik tentang apa artinya menjadi manusia.

Neo-Humanisme adalah proses menjadi manusia secara sadar, sadar diri. Pada dasarnya ini adalah istilah umum dan spesifik, yang mencakup semua 'holisme' yang muncul dalam humaniora, ilmu pengetahuan, dan gerakan sosial dalam beberapa dekade terakhir, sementara lebih khusus menjadi seperangkat prinsip untuk hidup berdasarkan etika. cinta universal. Sebagai pendekatan etis terhadap kehidupan, ia memimpin eksponen filsuf, aktivis politik dan mistikus India, Prabhat Rainjan Sarkar. Karena itu dalam bentuk filosofis, revolusioner dalam semangat dan spiritual dalam orientasi. Saya berani mengatakan bahwa minuman seperti itu tidak mungkin datang dari barat di mana fungsi atau fungsi filosofis, revolusioner, dan spiritual, lebih atau kurang, sebagai kegiatan terpisah.

Neo-Humanisme menawarkan kritik yang kuat terhadap nasionalisme, seksisme, spekulasi, kapitalisme, dan rasisme. Sebagai sistem etika, penekanannya adalah pada pandangan dunia terpadu yang mendesak kita untuk merangkul semua pengalaman dunia fenomenal secara hormat. Sebagai cara untuk mengetahui itu melanggar batas humanisme, untuk memasukkan hak-hak dan kebebasan seluruh dunia yang fenomenal. Karena itu ia adalah bagian dari reaksi saat ini terhadap efek rasionalisme barat yang memecah-belah dan mengalienasi.

Namun itu lebih dari sekedar suara perbedaan pendapat. Kekuatan dan kepositifannya berasal dari fakta bahwa ia menempatkan kita sebagai individu di dunia yang dibuat bermakna oleh rasa baru tentang keterkaitan kita dengan segala sesuatu. Ini bukan sekadar keterkaitan retoris, seperti yang kita temukan dalam banyak penulisan zaman yang holistik dan baru. Neo-humanisme adalah kekuatan spiritual karena ia mengakui dan secara aktif mempromosikan praktik spiritual sebagai satu-satunya cara untuk mencapai rasa memiliki di alam semesta. Rasa memiliki ini tidak bisa datang dari pernyataan sederhana bahwa kita termasuk: retorika kepemilikan. Cinta, hormat dan tanggung jawab tidak akan secara ajaib muncul di dalam diri kita sebagai kekuatan transformatif hanya karena kita berpikir mereka harus melakukannya. Otoritas untuk mengajar dan membimbing orang lain juga tidak akan meledak dalam kehidupan kita tanpa ada upaya nyata yang dilakukan untuk menyelami kedalaman diri kita dengan cara yang kontemplatif dan disiplin. Kita tidak dapat menemukan keselamatan untuk dunia yang diperangi ini melalui pembalikan ke formula atavistik sederhana seperti "Tuhan ada di mana-mana."

Pada dasarnya, Neo-humanisme kuat karena ia memikul tanggung jawab penuh untuk perubahan pada kita. Sederhananya, kita harus berubah untuk mempromosikan perubahan. Sebagai manusia kita terikat untuk mengeksplorasi potensi kita sendiri, untuk memperluas pemahaman kita tentang siapa dan mengapa kita. Ini adalah dorongan utama - mungkin disebut 'arahan utama' - bagi kita semua saat kita memetakan jalan kita melalui kehidupan. Saat ini arahan utama ini terdistorsi karena kami diajarkan untuk bersaing dengan orang lain untuk sumber daya yang terbatas.

Jika kita menerapkan arahan utama ini dengan kebajikan kita menemukan bahwa setiap hal berubah. Kita tidak perlu lagi bersaing dengan orang lain, bahkan perkembangan kita sebagai makhluk sadar terkait dengan hubungan kita. Kesadaran kita akan interkoneksi kita dengan orang lain memungkinkan kita untuk memanfaatkan kekuatan cinta ketika kita beralih dari makhluk yang melayani diri sendiri menjadi makhluk yang melayani.

Terlebih lagi, karena rasa hubungan berkembang ketika kita mengambil langkah ini ke dalam keterkaitan manusia tidak lagi menjadi pusat perhatian dalam drama kehidupan. Kesadaran itu sendiri menjadi protagonis utama dalam sebuah epik yang meliputi zaman sejak percikan awal itu, titik yang oleh para ilmuwan disebut big bang, ketika materi terbentuk dan mulai membuka diri ke dunia yang kita kenal sekarang. Dari perspektif ini, hubungan kita mencakup keberadaan yang hidup dan mati dan kita tidak pernah sendirian, menikah seperti kita semua hal.

Neo-Humanisme menggambarkan keajaiban drama ini dan peran kita di dalamnya. Ini sangat penting untuk segala hal yang menghambat perjalanan individu dan kolektif kita melalui kehidupan. Karena sifatnya sintetis, tidak ada perbedaan berdasarkan ras, jenis kelamin, kasta, agama, atau bahkan spesies. Agenda Neo-Humanis adalah agenda pembebasan. Ini menempatkan penyimpanan besar pada rasionalitas manusia sebagai alat dalam membalik semua bentuk dogma dan prasangka. Ini menghubungkan moralitas dengan proses rasional ini untuk membuat pikiran cukup murni untuk berfungsi tanpa bias, dan hati cukup kuat untuk merangkul semua dalam upaya untuk menempa satu umat manusia.
(Oleh Marcus Bussey)

Pendidikan Neo-Humanis

"Arti sebenarnya dari pendidikan adalah pengembangan trilateral - pengembangan simultan dalam bidang fisik, mental dan spiritual dari keberadaan manusia. Perkembangan ini harus meningkatkan integrasi kepribadian manusia. Dengan ini, potensi manusia yang tidak aktif akan terbangun dan dimanfaatkan dengan semestinya. Orang berpendidikan adalah mereka yang telah belajar banyak, mengingat banyak dan memanfaatkan pembelajaran mereka dalam kehidupan praktis. "
- (PR Sarkar)

Menurut para ilmuwan, potensi manusia itu sungguh tak terbatas, akan tetapi hingga tingkat peradaban sekarang ini kita baru menggunakan hanya satu persen saja dari seluruh potensi tersebut.
Apabila benar demikian, maka tugas paling utama pendidikan ialah“menimba keluar” seluruh potensi yang dimiliki oleh setiap manusia agar setiap manusia menjadi manusia seutuhnya, komplit. Dan inilah memang tugas Pendidikan Neo Humanis, di mana dilakukan upaya-upaya secara terpadu untuk menyadap potensi tertinggi di dalam diri setiap anak, pada setiap waktu dan setiap tempat.

         Pendidikan Neo-Humanis memberikan pendidikan kepada keseluruhan bagian yang membentuk anak itu : bukan hanya menghafalkan informasi dan menjejalkannya kepada intelek, atau melatih anak menjadi robot agar guru menjadi senang karena anak itu akan mengeluarkan jawaban-jawaban yang dikehendaki yang dikatakan sebagai  “benar”.
Pendidikan Neo-Humanis hendaknya diberikan kepada anak-anak sejak usia dini. Itulah sebabnya Shrii P.R. Sarkar, pelopor Pendidikan Neo-Humanis, menganjurkan untuk mendirikan lebih banyak pusat-pusat Pendidikan Anak Usia Dini yang menerapkan sistem pendidikan Neo-Humanis. Kenapa P.R. Sarkar tidak menganjurkan mendirikan lebih banyak Perguruan Tinggi ? Dalam kenyataannya perkembangan seseorang sebagian besar terjadi pada usia di bawah 6 tahun. Pada periode usia ini anak-anak membentuk struktur kognitif dan kepribadian dirinya yang akan menentukan jalan hidup untuk selanjutnya.

P.R. Sarkar mengatakan bahwa pada setiap orang ada kehausan akan ‘sesuatu’ yang tak terbatas. Satu tugas terpenting dari pendidikan adalah membangkitkan keinginan akan perluasan yang tak terbatas itu --- ilmu pengetahuan yang tak terbatas. Yang harus dibangkitkan pada setiap siswa adalah perasaan, “Saya ingin mengetahui/menyatu dengan kosmos.”
Sistem pendidikan tradisional masih jauh dari usaha sedemikian ini. Harapan yang dimiliki oleh setiap anak yang lahir ternyata hancur berantakan, sebagai akibat adanya ketidak adilan yang terjadi dewasa ini. Manusia mulai seperti kupu-kupu dan berakhir sebagai kepompong.

Sudah saatnya sistem pendidikan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan orang-orang yang  berpengetahuan setengah-setengah yang kemudian berkembang menjadi agresip, bingung, pembangkang dan frustrasi. Akibat selanjutnya, rangkaian jaringan sosial menjadi semakin rusak. Dilihat secara keseluruhan, semakin banyak saja anak-anak remaja yang putus sekolah, keluyuran, dan terjerumus ke dalam penggunaan obat-obat terlarang (narkoba), merusak lingkungan, terkena penyakit kelamin, minggat dari rumah, gila atau bunuh diri.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat diharapkan bisa memberi manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Namun tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi juga membawa dampak yang negatif terhadap perkembangan sosial, karakter dan kepribadian manusia.

Sudah sedemikian banyak dana dan waktu dikorbankan untuk mencoba membenahi sistem pendidikan. Tetapi sayang, banyak yang gagal, karena perhatian dipusatkan kepada sumber masalah yang keliru – yaitu dengan menambah intensitas menjejalkan informasi. Di banyak negara, “pembaharuan” di bidang pendidikan berarti menambah jam dan bahan pengajaran serta memompakan lebih banyak informasi kepada anak-anak yang sebenarnya sudah jenuh. Kesibukan menghafalkan informasi ini telah memerosotkan mutu dan martabat manusia dan menghancurkan jiwa para siswa itu. Ketika anak-anak dipandang sebagai sebuah keranjang yang fungsi utamanya menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali data dan fakta itu, maka proses belajar itu akan bersifat mekanistis dan para siswa yang jenuh itu akan menjadi agresif dan frustrasi atau mencari pelampiasan emosinya yang tidak terkendalikan. Kita memerlukan perubahan dan perubahan itu harus dilakukan sekarang.

Terlebih dulu kita harus mengerti apa yang dijelaskan oleh P.R.Sarkar – dan ternyata ditunjang  oleh kaidah-kaidah ilmu fisika modern – bahwa kehadiran kita bukan sekadar kenyataan yang nampak oleh panca indera, tetapi merupakan suatu rangkaian berkesinambungan dari berbagai lapisan kesadaran yang mulai dari lapisan yang paling kasar yaitu badan jasmani, melanjut menuju lapisan-lapisan yang lebih halus yaitu lapisan-lapisan psikis, dan akhirnya sampai pada suatu medan  yang menyatu dengan kesadaran tak terbatas.
Keseluruhan lapisan psikis itu dapat diidentifikasi ke dalam 5 lapisan :

1.        Kesadaran Jaga (Conscious Mind) : PENGINDERAAN
2.        Bawah Sadar (Subconscious Mind) : INTELEK
3.        Lapisan pertama Kesadaran Supra : KREATIVITAS
4.        Lapisan kedua Kesadaran Supra : INTUISI
5.        Lapisan ketiga Kesadaran Supra : SPIRITUALITAS

Di dalam setiap kesadaran yang lebih tinggi terdapat sumber pengetahuan yang lebih luas yang lebih memberikan kebahagiaan, karena lapisan yang lebih tinggi ruang lingkupnya lebih luas dan
mengandung cadangan energi yang bukan main banyaknya.
Lapisan-lapisan ini bukan sekadar konsepsi teoritis kaum psikolog, tetapi merupakan level yang berfungsi dapat dialami oleh setiap orang yang berlatih dengan penuh disiplin menjelajahi jiwanya. Tetapi sayang, pada umumnya orang tidak menyadari adanya level-level terpenting dari jiwa yang terdalam; dan kita biasanya hidup dengan dua level yang lebih rendah yaitu lapisan sadar dan bawah sadar saja.

Apa yang menjadikan Pendidikan Neo-Humanis itu unik ialah bahwa sistem dan metode pendidikan ini secara sistematis mengembangkan semua lapisan keberadaan manusia dan secara
berangsur-angsur mangarahkan individu menuju tujuan yang tidak terbatas. Jadi Pendidikan Neo Humanisme ini sebenarnyalah merupakan pendidikan keseluruhan (holistic education), karena di
dalam proses pendidikan itu tidak terdapat bagian kesadaran manusia yang terabaikan, tidak ada aspek kehidupan manusia yang tidak ditangani. Dengan memahami karakteristik eksistensi manusia secara keseluruhan maka seorang pendidik akan lebih mudah menggali metode-metode pengajaran yang lebih sesuai dengan psikologi anak didik.                                                         

Tujuan Pendidikan Neo-Humanistik :
·   Mengembangkan potensi anak sepenuhnya : fisik, mental, dan spiritual.
·    Membangkitkan kehausan akan ilmu pengetahuan dan senang (cinta) belajar.
·    Membekali anak-anak dengan kemampuan akademik dan kemampuan lainnya yang diperlukan
     untuk  pendidikan selanjutnya.
·    Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anakyang meliputi moralitas,
     integritas, percaya diri, disiplin, dan kerjasama.
·    Mengembangkan kemantapan fisik dan ketahanan mental melalui yoga dan  meditasi, olahraga
     dan bermain.
·    Mengembangkan rasa estetika dan penghargaan terhadap kebudayaan melalui drama, tari, musik
     dan senirupa.
·    Mendorong anak-anak agar menjadi anggota masyarakat yang aktif dan bertanggungjawab.
·    Meningkatkan kesadaran ekologi dalam makna yang paling luas, yaitu kesadaran akan saling
      terkaitnya segala sesuatu, dan mendorong rasa hormat dan peduli terhadap semua makhluk.
·    Meningkatkan Pandangan Universal, terbebas dari perbedaan agama, warna kulit, jenis kelamin,
     dsb.
     (Sumber utama : Buku Pendidikan Neo-Humanis, karangan Avadhutika Anandamitra Acarya)

Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting

Usia di bawah enam tahun adalah usia yang paling kritis atau paling
menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Begitu juga pengembangan otak dan intelegensi hampir seluruhnya terjadi pada usia di bawah enam tahun. Kalau seseorang sudah terlanjur menjadi pencuri, koruptor atau penjahat, maka pendidikan Universitas bagi orang tersebut boleh dikatakan tidak berarti apa-apa. Sebagaimana halnya sebatang pohon bambu, kalau sudah tua susah dibengkokkan.

Anak-anak pada usia di bawah enam tahun memiliki intelegensi laten (potential intelegence) yang luar biasa. Namun pada umumnya para orangtua dan guru di sekolah hanya bisa mengajarkan sedikit hal pada anak-anak. Sesungguhnya anak-anak usia muda tidak “complicated” (ruwet) dalam belajar, tetapi orangtua atau guru yang sering bermasalah. Pada umumnya kita selalu menyalahkan anak-anak apabila tingkah laku mereka tidak seperti yang kita inginkan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman kita terhadap perkembangan jiwa anak, sehingga kita sering memperlakukannya dengan tidak/kurang tepat.

Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa dan kemampuan untuk menyerap informasi sangat tinggi. Kebanyakan orang tidak mengenali dan memahami kemampuan 'magic' yang ada pada anak-anak. Mereka hanya bisa berkata, "Saya tahu anak-anak belajar lebih cepat", tetapi mereka tidak tahu seberapa cepat anak-
anak bisa belajar. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan orang tua dan guru-guru maka potensi luar biasa yang ada pada setiap anak sebagian besar tersia-siakan. 

Umumnya orang siap mengorbankan waktu bertahun-tahun dan uang berjuta-juta rupiah untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi ; untuk apa ? --- untuk mendapatkan sedikit tambahan intelegensi, karena sedikitnya kemampuan sel-sel otak yang tersisa. Sebaliknya orang kurang memperhatikan pendidikan anak-anak pada usia muda.

Anak-anak usia belia memiliki bermilyar-milyar sel-sel syaraf otak yang sedang ber-kembang dan memiliki kemampuan yang dahsyat….serta daya memory yang kuat. Maka pendidikan yang me-nanamkan nilai-nilai luhur kemanusiaan (pengembangan intelegensi/kecerdasan, karakter, kreativitas, moral, dan kasih sayang universal) sangatlah perlu diberikan pada anak-anak sejak usia dini.

Pendidikan Anak Usia Dini tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi sejak usia nol tahun (baru lahir) atau bahkan sejak bayi masih dalam kandungan sudah saatnya dikembangkan.

Guru-guru dan fasilitas yang terbaik semestinya diprioritaskan pada
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Dedikasi yang tulus dari guru-guru dan dukungan sepenuhnya dari orangtua anak akan menjamin keberhasilan pendidikan anak-anak.

Mengapa Mereka Memilih Pom-Pom School ?

POM-POM SCHOOL menerapkan sistem Pendidikan Neo-Humanis (Neo-Humanistic Education atau NHE). Pendidikan Neo-Humanis adalah pendidikan manusia seutuhnya: fisik, mental, dan spiritual. Inti dari Pendidikan Neo-Humanis adalah membangkitkan Cinta Kasih Universal yang bersemayam di dalam setiap orang dan di dalam setiap makhluk lainnya. Metode yang kami gunakan diistilahkan dengan ‘The NHE Way’ yang merupakan perpaduan antara metode mutakhir Barat dengan pendekatan holistik budaya Timur.

The NHE Way adalah metode yang sangat efektif dalam mengembangkan kemampuan anak diberbagai bidang, seperti membaca, menulis, matematika, bahasa, seni, dan lain-lain terutama pada anak-anak usia dini. Dengan metode NHE anak-anak usia dini bisa belajar dengan kepesatan yang menakjubkan.

Kesalahan dalam mendidik dan mengajar akan berakibat fatal bagi perkembangan anak selanjutnya, karena pada saat anak memasuki tahap pemikiran analitik, mereka kehilangan ‘scope’ untuk mengembangkan  intelegensi holistik. Metode NHE sangat sesuai dengan perkembangan psikologi anak; apa yang diajarkan sejalan dengan bagaimana cara mengajarkannya.  “Belajar” nampak sebagai ‘bermain’, sehingga menyenangkan dan tidak membuat anak-anak merasa tertekan. Prinsip utama dalam metode ‘The NHE Way’ adalah ‘Play method’ (belajar dengan cara bermain atau terasa bermain).


Penggunaan Bahasa Inggris

Suka maupun tidak suka, kita semua mesti menerima bahwa Bahasa Inggris sudah merupakan bahasa Global yang utama. Maka di era globalisasi yang serba canggih sekarang ini sangatlah penting menguasai bahasa dunia, jika tidak maka kita akan ketinggalan dengan bangsa-bangsa lainnya.

Syukurnya kini masyarakat kita semakin menyadari betapa pentingnya menguasai bahasa Inggris, dan seiring dengan kesadaran itu makin tinggi pula animo para orang tua untuk memperkenalkan bahasa Inggris kepada putra-putrinya sejak usia dini.

Atas kesadaran yang sama dan dalam rangka menjembatani keinginan masyarakat maka POM-POM School juga menerapkan penggunaan bahasa Inggris selain bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.


Yoga asanas & Quiet time

Kami telah memperkenalkan yoga kepada anak-anak usia dini sejak berdirinya POM-POM School pertama di Monang-Maning pada tahun 1998.  Di saat-saat awal berdirinya POM-POM School ada beberapa orang tua siswa yang keberatan anaknya diajari yoga karena mereka menganggap bertentangan dengan ajaran agamanya/kepercayaannya. Kami berusaha menjelaskan apa itu yoga dan apa manfaatnya untuk anak-anak dan sebagaian besar mereka akhirnya bisa menerima. Hanya ada satu orang anak yang dipindahkan sekolah karena alasan yoga walaupun tidak diutarakan secara langsung kepada kami.

Namun kini sudah banyak sekolah-sekolah PAUD yang mengajarkan yoga karena masyarakat sudah semakin melek kesadarannya dan semakin terbuka pemikiran serta cara pandangnya.

Praktek yoga di POM-POM School meliputi asanas dan ‘quiet time’.

Asanas adalah suatu postur atau gerakan tertentu yang banyak di antaranya menirukan postur-postur binatang.

Yang dimaksud ‘quiet time’ adalah duduk diam sambil melakukan visualisasi dengan mata terpejam (Close your eyes…. and see… ).

Jika dijabarkan manfaat yoga tentu banyak sekali. Yang utama manfaat yoga bagi anak-anak adalah membuat pikirannya lebih tenang; lebih fokus, lebih terkendali prilakunya, lebih percaya diri, dan tentu saja lebih sehat.